Ini Perbedaan LRT dan MRT Jakarta

Pekan ini Kereta Lintas Rel Terpadu (LRT) Jakarta dilakukan uji publik, dimana masyarakat Jakarta dan sekitarnya bisa mencobanya dengan gratis. Syarat untuk menjajal LRT yang menghubungkan Kelapa Gading dan Rawa Mangun tersebut dengan mendaftar tiket secara online.

Dengan demikian, Jakarta telah memiliki dua moda transportasi berbasis rel baru, yaitu Lintas Rel Terpadu (LRT) dan Moda Raya Terpadu (MRT). Dua moda transportasi ini sepintas memang sama, yakni memiliki jalur rel elevated atau rel layang. Selain itu keduanya juga memiliki jalur khusus, sehingga melaju tanpa hambatan.

Ilustrasi : Kereta MRT Jakarta, foto-foto: jakartamrt.co.id

Namun kedua moda transportasi tersebut juga memiliki perbedaan. Apa aja perbedaannya? Dikutip dari berbagai sumber, berikut perbedaan Kereta LRT Jakarta dan MRT Jakarta :

Pertama, kapasitas penumpang. Kereta LRT Jakarta yang didatangkan dari Korea Selatan berkapasitas 135 orang per gerbong. Satu rangkaian hanya terdiri dari dua gerbong, sehingga kapasitas maksimal hanya 270 orang. Sementara MRT Jakarta yang diproduksi pabrikan Jepang, berkapasitas 1.950 orang, karena setiap gerbongnya bisa memuat 332 orang. Satu rangkaian MRT terdiri dari 6 gerbong, maka jika ditotal kapasitasnya bisa mengangkut 1.950 orang.

baca – Letak Rest Area Tol dan Perbedaan Fasilitasnya

baca – PRJ 2019 resmi dibuka, ini harga Tiketnya

Kedua, waktu tempuh. Kereta MRT Jakarta bisa melaju dengan waktu 30 menit dari Lebak Bulus ke Bundaran HI yang berjarak 16 km. Sedangkan LRT Jakarta yang menempuh jarak 5,6 km dari Rawamangun ke Kelapa Gading, memerlukan waktu 13 menit.

Ketiga, waktu tunggu. LRT Jakarta saat uji publik headway alias waktu tunggu kereta selama 10 menit. Sementara MRT yang sudah beroperasi secara penuh headway-nya pada jam-jam sibuk 5 menit.

Keempat, awal tanggal operasi. MRT telah beroperasi secara komersial sejak Senin, 1 April 2019. Sedangkan LRT baru melakukan uji publik pada Senin, 11 Juni 2019.

Demikian, semoga bermanfaat.